Rabu, 21 Juli 2010

LANDASAN TEORI NIFAS

A. Pengertian nifas

Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai dari selesai persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 - 8 minggu.

Nifas di bagi dalam 3 periode, yaitu :

· Puerperium Dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

· Puerperium Intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

· Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan

B. Tujuan asuhan masa nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atu merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana.

þ Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas

ü Involusi uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Involusi

TFU

Berat Uterus

Bayi lahir

Plasenta lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Setinggi pusat

2 jari bawah pusat

Pertengahan pusat-symphisis

Tidak teraba diatas symphisis

Bertambah kecil

Sebesar normal

1000 gr

750 gr

500 gr

350 g

50 gr

30 gr

Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil, karena sitoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorpsi kemudian dibuang dengan air kencing.

Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :

· Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah bermuara

· Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi rahim

· Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan akhir puerperium sebesar 2 cm

· Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochea

· Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium

· Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium

ü Tempat Plasenta

Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 mencapai 2,4 mm. Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari lapisan di atasnya berubah menjadi nekrosis dan lapisan di bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot tetap dalam keadaan baik. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di bawahnya.

ü Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hemostasis postpartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Selama 1-2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi uterus biasanya berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena pentingnya kontraksi uterus pada masa ini biasanya suntikan oksitosin IM atau IV diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu dianjurkan untuk membiarkan bayinya menghisap putting segera setelah lahir untuk merangsang kontraksi uterus.

ü Rasa sakit

Disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari post partum. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit dan anti mules.

  • Lochea

Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

a. lochea rubra (cruenta)

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari post partum

b. Lochea sanguilenta

Berwana merah kuning berisi darah dan lendir hari 3-7 post partum

c. Lochea serosa

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post partum

d. Lochea alba

Cairan putih setelah 2 minggu post partum

e. Lochea purulenta

Terjadi infeksi keluar caian seperti nanah berbau busuk

f. Lochea Locchiostatis

Lochea yang tidak lancar keluarnya

  • Serviks

Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

  • Ligamen-ligamen

Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gymnastik post partum.

þ Perubahan sistem tubuh yang lain

§ Sistem Urinaria

Diuresis terjadi berhubungan dengan pengurangan volume darah, hal ini berlangsung sampai 2-3 hari post partum. Tonus ureter berangsur kembali pada panjang semula dan kandung kemih kembali sebagai organ dalam pelvik.

§ Sistem Pencernaan

Setelah plasenta lahir estrogen menurun sehingga tonus otot seluruhnya berangsur pulih kembali, tapi konstipasi mungkin terjadi dan mengganggu hari-hari pertama post partum. Hal ini mungkin berhubungan dengan kurangnya aktivitas dan refleks defekasi terhambat karena nyeri perineum.

§ Sistem Sirkulasi

Volume darah menurun kembali pada keadaan sebelum hamil ( kembali pada vislositas semula) tonus otot ddinding pembuluh darah dan tekanan darah kembali pada tingkat normal / semula.

§ Sistem Pernafasan

Ventilasi penuh dari lobus basal paru kembali seperti semula (sebelumnya tidak bebas) akibat adanya penekanan / dorongan pembesaran uterus.

§ Sistem Endoktrin

Setelah plasenta lahir, sirkulasi hormon estrogen dan progesteron menurun dan negatif feed back mekanism mengatifkan dan mendorong mengeluarkan hormon FSH dan LH untuk memulai kembalisiklus menstruasi. Pembesaran glandula tiroida menurun pada keadaan semula dan basal metabolisme kembali pada keadaan normal.

§ Sistem Muskulosketel

Pelvik bagian lunak (sendi, ligamen) kembali pada keadaan normal sekitar 3 bulan. Tonus otot abdomen dan otot dasar panggul, berangsur pulih secara menyeluruhbila dengan bantuan senam / latihan.

C. Perawatan pasca persalinan

Dianjurkan melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam postpartum.

Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :

1. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.

2. Mempercepat involusi alat kandungan

3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat pekemihan

4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Karena lelah sehabis bersalin ibu harus beistirahat, tidur terlentang selama 2 jam post partum kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri. Untuk mencegah terjadinya trombosis dan troemboli. Pada hari ke-2 dipebolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 dipebolehkan pulang. Mobilisasi bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

Faktor lain yang harus diperhatikan dan dicermati dalam perawatan pasca persalinan, yaitu :

Ø Diet

Makanan harus begizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Ø Miksi

Sebaiknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang mengalami sulit BAK karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spesma oleh musculus sfingter selama pesalinan, juga oleh kaena adanya adema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan kateterasi.

Ø Defekasi

Harus dilakukan 3-4 hari postpartum. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi terjadi BAB keras dapat diberikan obat laksans peroral atau perektal. Jika

masih belum bisa dilakukan.

Ø Perawatan payudara

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keas dan kurang sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.

Bila bayi meninggal laktasi harus segera dihentikan dengan cara

a. Pembalutan mammae sampai tertekan

b. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH sebagai tablet lynoral dan perlodel

D. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammea yaitu :

a. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah

b. Keluaran cairan susu jorong dari ductus lakteferi disebut colostrums berwarna kuning putih susu.

c. Hipervaskulaisasi pada permukaan dan bagian dalam diman vena-vena bedilatasi sehingga tampak jelas.

d. Setelah pengaruh supresi estrogen dan progestron hilang maka timbul pengauh hormon laktogenetik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari potpartum.

Bila bayi mulai disusui isapan pada putting susu meupakan rangsangan psikis yang secara reflektois mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan sebagai efek positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Ibu dan bayi dapat ditempatkan didalam satu kamar ( roming in atau pada tempat yang terpisah).

Keuntungan rooming in adalah :

a. Mudah menyusukan bayinya

b. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi

c. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus anaknya.

E. Pemeriksaan pasca persalinan

Pemeriksaan pasca persalinan dilakukan pada hari ke- 3 dan ke- 7 dan minggu ke- 6, Pemeriksaan pasca persalinan meliputi :

§ Pemeriksaan Umum

Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, keluhan yang dirasakan .

§ Keadaan Umum

Kesadaran, keadaan emosi, selera makan, dan lain-lain.

§ Payudara

Keadaan puting dan pengeluaran

§ Perut

Dinding perut

§ Perineum, kandung kemih, rektum

§ Sekret yang keluar

Lochea, flour albus

F. Senggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu dareah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tampa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

G. KB

1. Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluaganya. Namun petugas kesehatan membantu meencanakan keluaganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur ( ovulasi ) sebelum ia ,mendapatkan lagi haidnya selama menyusui ( amenore laktasi ). Oleh kaena itu metode amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini adalah 2 % kehamilan.

3. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal beikut perlu dijelaskan dahulu kepada ibu :

( a ) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifasnya.

( b ) Kelebihan dan keuntungannya

( c ) Efek samping

( d ) Bagaimana menggunakan metode itu.

( e ) Kapan metode itu akan dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui

4. Jika seorang ibu atau pasangan telah memeliki metode Kb tertentu ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu / pasangannya dan untuk mengetahui apakah metode tersebut dengan baik.

H. Postpartum blues

Merupakan adaptasi suatu fenomena psikologi yang umumnya dialami oleh wanita yang terpisah oleh bayi dan keluarganya. Postpartum blues biasanya terjadi sekitar hari ke-3 hingga hari ke-5 postpatum. Dimulai dari bentuk yang ingan yaitu perasaan down kemudian menjadi mudah marah dan perasaan sedih yang tidak dapat dijelaskan, lalu wanita tersebut umumnya seing menangis dengan alas an-alasan yang tidak dapat digambarkan atau diungkapkan.

Tanda dan gejala postpartum blues adalah :

1. Sangat emopsional

Perubahan hormone ang cepat berlangsung untuk mengembalikan kondisi tubuh sepeti keadaan semula ( saat sebelum hamil ) dan proses laktasi yang berlangsung merupakan munculnya sifat emosi yang labil pada postpartum blues. Emosi yang labil ini juga dipacu oleh ketidaknyamanan fisik lainnya seperti nyeri setelah

melahirkan, nyeri jahitan dll.

2. Sedih

3. Khawatir jika tidak bisa merawat bayinya.

4. Mudah tesinggung

Ia menjadi sangat sensitive tehadap berbagai komentar dan tindakan kemampuannya dalam meawat anaknya.

5. Cemas

6. Merasa hilang semangat

7. Mudah marah

8. Sedih tanpa ada sebabnya

9. Menangis berulang kali

Beberapa factor yang dapat mendorong terjadinya postpartum blues adalah:

a) Pengalaman melahirkan yang kurang lancar dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih. .

b) Pengalaman melahirkan yang sulit dapat menyebabkan ibu merasa letih.

c) Rasa nyeri/sakit setelah melahirkan sehingga membuat ibu measa down.

d) Adanya rasa tanggung jawab yang besar untuk menjalankan peran sebagai orang tua dirasakan sebagai beban bagi ibu.

e) tingkah laku bayi contohnya bayi yang menangis dianggp sebagai akibat dari ketidakmampuan ibu dalam meawat bayinya.

f) Kesulitan dalam merawat atau menyusui bayinya,dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.

g) Adanya masalah dengan peawat atau pihak rumah sakit dapat menambah permasalahan.

I. Adaptasi psikologi ibu

Adalah suatu penyesuaian diri yang sangat besar terhadap jiwa dan kondisi tubuhnya setelah mengalami suatu stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa.
Emosional labil (mood : keadaan jiwa terganggu), keadaan ini sering terjadi selama hari-hari pertama puerperium.

Setelah partus umumnya wanita menunjukkan rasa gembira tapi beberapa hari kemudian kemungkinan terjadi depresi dan sedih atau menangis. Hal ini adalah Fase transisi dan kemungkinan reaksi dari stress fisik dan mental setelah post partum, cemas tentang bayinya dan merasa tidak adekuat untuk menjadi seorang ibu.

Adaptasi psikologi ibu terbagi 3:

1. Hari ke-1 (Taking in) : Ibu terfokus pada diri sendiri, minta diperhatikan.

2. Hari ke-2 (Taking hold) : Ibu menjadi mandiri, punya keinginan merawat bayinya.

3. Minggu pertama (Letting go) : Masa mendapat peran baru, ibu mulai mencurahkan kegiatan pada bantuan orang lain,beri dukungan baik dari petugas maupun keluarganya.

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai oleh ibu postpartum :

Pendarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari pendarahan haid biasa atau biasa atau bila menemukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam).

Pengeluaran pevaginam yang baunya menusuk.

Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.

Sakit kepala yang terus menerus.nyeri epigastrik,atau masalah penglihatan.

Pembengkakkan di wajah atau ditangan.

Demam, muntah,rasa sakit saat BAK atau jikamerasa tidak enak badan.

Payudara yang berubah menjadi merah,panas,dan/atau terasa sakit.

Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkakan pada kaki

Merasa sedih karena tidak dapat mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.

Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

Perawatan yang harus dilakukan pada ibu nifas :

Pemeriksaan plasenta,agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.

Pengawasan tinggi fundus uteri.

Pengawasan pendarahan dari vagina.

Pengasan konsitensi rahim.

Pengawasan umum ibu.

Perawatan payudara.

Perawatan vulva seperti Vulva hygiene.

Tindakan lazim yang tidak bermanfaat, bahkan dapat membahayakan

Tindakan

Deskripsi dan Keterangan

r Menghindari makanan berprotein seperti ikan dan telur

Ibu menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 per harinya.

r Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas ( 2-4 jam pertama)

Selama 1 jam, pertama petugas memeriksa fundus setiap 16 menit dan melakukan masase jika kontraksi tidak kuat.

Penggunaan pembebat perut selama masa kritis membuat sulit bagi petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi uterus. Untuk melakukan masase uterus jika diperlukan dan memperkirakan banyak darah yang keluar.

r Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi.

Merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri

r Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran

Masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan dan bagi bayi untuk memulai menyusu. BBL pada 2 jam pertama setelah kelahiran merupakan masa paling siaga, setelah masa ini, ia biasanya tidur.




TANDA BAHAYA MASA NIFAS

sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa paska persalinan ( memasuki masa nifas. Karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenal tanda- tanda bahaya masa nifas sehingga ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda- tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini:

* Perdarahan pervaginam yang luar biasa tiba- tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2 – 3 kali dalam setengah jam

* Pengeluaran vagina yang baunya membusuk

* Rasa sakit di bagian bawah abdomen/ puggung

* Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik

* Gangguan masalah penglihatan/ penglihatan kabur

* Pembengkakan di wajah atau tangan

* Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan

* Payudara yang berubah mennjadi merah, panas atau terasa sakit

* Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

* Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan pada kaki

* Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri

* Merasa sangat letih atau nafas terengah- rengah

BENDUNGAN ASI

Definisi Bendungan Air Susu (Zogstuing, engoergement of the breast)

Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. hal ini bukan disebabkan overdistensi dari saluran system laktasi.

Upaya pencegahan terjadinya bendungan ASI :

a. Bila ibu menyusui bayinya :

· Susukan sesering mungkin

· Kedua payudara disusukan secara bergantian

· Kompres hangat payudara sebelum disusukan

· Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui

· Sangga payudara

· Kompres dingin payudara diantara waktu menyusui

· Bila diperlukan berikan Paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam

· Lakukan evaluasi setelah tiga hari untuk mengevaluasi hasilnya

b. Bila ibu tidak menyusui bayinya :

· sangga payudara

· kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakkan dan rasa sakit

· bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam

· jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara

Patofisiologi

Sesudah bayi lahir dan plasenta lahir, kadar estrogen dan progesteron menurun dalam 2-3 hari. dengan ini faktor dari hipotalamus yang mempengaruhi keluarnya pituitary laktogen hormone (prolaktin) waktu hamil dan sangat dipengaruhi oleh estrogen yang tidak dikeluarkan lagi dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. hormon ini disebabkan alveoli-alveoli kelenjar mamae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan ductus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. refleks ini timbul jika bayi menyusui.

Pada permulaan masa nifas apabila bayi belum menyusui dengan baik atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikeringkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu, dengan gejala-gejala :

· mamae panas serta keras

· adanya nyeri saat diraba

· suhu badan naik

· putting susu bisa mendatar dan menyulitkan bayi saat akan menyusui

Kadang-kadang pengeluaran air susu juga terhalang sebab duktus laktifery menyempit karena pembesaran vena dan pembuluh limfe.

Penanganan pembendungan ASI dilakukan dengan :

· menyokong mamae dengan kutang

· memberikan analgetika

· sebulum bayi menyusui, usahakan mengeluarkan air susu dengan jalan pijatan yang ringan

· kadang-kadang perlu diberi stilbestrol 3x/hari satu minggu selama 1-5 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan ASI dan memungkinkan air susu dikeluarkan dan pijatan perawatan payudara (breast care)

Perawatan Payudara

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi juga setelah melahirkan. perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI.

Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

· lakukan perawatan payudara secara teratur

· pelihara kebersihan sehari-hari

· pemasukan gizi ibu menjadi lebih baik dan lebih banyak untuk mencukupi produksi ASI

· Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya

· Ibu harus merasa nyaman dan santai

· Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat refleks oksitosin

Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya ndimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.

Langkah-langkah perawatan payudara :

I. Persetujuan tindakan

a. Beri salam/ sapa klien

b. Jelaskan prosedur dan maksud atau tujuan tindakan

c. Jelaskan proses pemeriksaan/tindakan yang mungkin menimbulkan rasa khawatir atau kurang menyenangkan

d. Bila ibu mengerti mintakan persetujuan lisan.

e.

II. Persiapan sebelum tindakan

Ibu/Klien

a. Klien dalam posisi duduk di kursi/tempat tidur

b. Alat :

- Kapas dalam kom kecil

- Air hangat dan air dingin dalam tempatmya

- Minyak makan yang sudah disterilkan/baby oil

- Baju ganti 1 set

- Waslap 2 buah

- Handuk besar 2 buah

- Sarung 1 buah

- Bengkok 1 buah

- Tempat pakaian kotor 1 buah

III. Pencegahan infeksi sebelum tindakan

a. Cuci tangan dan lengan hingga siku dengan menggunakan sabun dan air mengalir

b. Keringkan kedua tangan dengan handuk

IV. Perawatan payudara

a. Bantu ibu untuk membuka pakaian bagian atas dan pakaian dalam secara sopan

b. Berikan kompres minyak pada putting susu selama 2 menit

c. Bersihkan putting susu dari kotoran

d. Oleskan minyak baby oil pada kedua tangan pemeriksa

e. Letakkan tangan pada awal pemijatan dengan menutup payudara bagian pinggir

f. Pegang payudara kanan dengan tangan kanan kemudian dengan 3 jari tangan kiri lakukan gerakan memutar/spiral dari pangkal ke depan menuju areola lakukan sebanyak 30 kali pada payudara kanan dan kiri

g. Lakukan gerakan yang sama dengan gerakan (f) tetapi dengan menggunakan 4 jari

h. Dengan menggunakan talapak tangan lakukan gerakan secara memutar dari dalam keluar atau dari luar kedaam sebanyak 30 kali

i. Sangga payudara dengan tangan kanan kemudian tangan kiri dengan 4 jari dirapatkan dengan menggunakan jari kelingking menekan kuat ke depan menuju areola pada payudara kanan dan kiri

j. Sangga payudara dengan tangan kanan kemudian tangan kiri menggenggam dengan menggunakan buku-buku jari menekan dengan kuat ke depan menuju areola, lakukan 30 kali masing-masing pada payudara kiri dan kanan

k. Lakukan pemijatan pada putting payudara kearah luar dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dan kanan (diamond)

l. Dengan menggunakan telapak tangan kanan dan kiri dengan jari-jari dirapatkan lakukan gerakan memijat payudara secara berlawanan arah (pararel)

m. Kompres payudara kanan dan kiri dengan kompres hangat dan kompres dingin secara bergantian sebanyak lima kali diakhiri dengan kompres hangat (kompres hangat selama 2 menit dan kompres dingin selama 1 menit)

n. Lakukan perasat gerakan Hoffman dan penggunaan pompa putting pada putting susu pendek dan terbenam

Gerakan Hoffman :

- Tarik telunjuk dengan arah sesuai tanda panah pada gambar. gerakan ini akan meregangkan kulit areola dan jaringan dibawahnya, gerakan ini diulangi beberapa kali

- Gerakan tersebut diulangi dengan letak telunjuk dipindah berputar sekeliling putting.

o. Keringkan payudara dengan handuk kering

p. Bantu ibu mengenakan kembali pakaian dan bereskan alat-alat

q. Pemeriksa cuci tangan

r. Ucapkan salam perpisahan kepada klien secara sopan, sampaikan bahwa ibu dapat berkunjung kembali/ melakukan perawatan payudara setiap saat (sebaiknya dilakukan sehabis mandi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar